Kamis, 12 Juni 2014

PENTINGNYA PENERAPAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR Amir Kusno

PENTINGNYA PENERAPAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR
Amir Kusno


(Amirkusno@rocketmail.com)
                                                                                                                                     
A.      Pentingnya Penerapan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar
Seperti yang kita ketahui, negara Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Setiap suku bangsa mempunyai perbedaan dalam bahasa dan kebudayaannya. Maka diperlukan sebuah alat yang mampu mempersatukan perbedaan yang ada. Salah satunya adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia bagi kita merupakan suatu karunia Tuhan, karena adanya bahasa itu sekaligus telah melenyapkan persoalan bahasa nasional, yang sangat pelik dan gampang menimbulkan masalah kedaerahan (Samsuri, 1981:27).
Ditegaskan dalam sumpah pemuda 28 Oktober 1928 yang menyatakan “kami putra dan putri indonesia mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia berbangsa satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Sumpah ini membuktikan bahwa pengakuan bertanah air satu, berbangsa satu Indonesia dan menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa indonesia, memiliki fungsi yang luar biasa dalam mempersatukan dan mengembangkan kepribadian bangsa.
Fungsi tersebut menegaskan bahwa setiap warga negara Indonesia senantiasa berkepribadian, berperilaku, dan berbudi bahasa khas Indonesia. Dampaknya, persatuan para pemuda yang terpisah-pisah dalam suatu organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan menyatakan tekatnya yang bulat untuk bersatu sebagai pemuda Indonesia dan menggunakan bahasa Indonesia dalam setiap komunikasi nasional (Setyawati 2010:2).
Bagaimana agar penggunaan bahasa Indonesia sebagai  bahasa persatuan menjadi sangat efektif. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat menjadi batu duga sifat kecendekiawannya. Seseorang yang berbicara dengan baik dan cermat, dengan memperhatikan struktur kalimat yang bagus, akan dipandang sebagai seseorang yang berwawasan luas. Dan bagi seorang mahasiswa atau pengajar yang berbahasa dengan cukup cermat, ternyata dari struktur kalimat yang rapi, pilihan kata yang tepat, serta pilihan ragam bahasa yang tepat, serta pilihan ragam bahasa yang sesuai konteks bicara, akan di pandang sebagai seorang yang cendekiawan. Selain itu dia juga berwawasan yang luas tentang kehidupan. Karena itu, dia dapat menempatkan diri lewat bahasa dan tingkah laku berbahasa (Widjono Hs, 2012: 2).
Penerapan bahasa Indonesia yang baik dan benar sangatlah penting. Dewasa ini masalah terbesar yang berkenaan dengan kemajuan bahasa Indonesia ialah menjadikannya sebagai bahasa yang dapat dipakai dan dipahami oleh seluruh rakyat Indonesia dari semua pelosok negeri dan semua lapisan sosial (Elieva, 1991:10). Pada kenyataannya, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada jaman sekarang telah mengalami banyak penurunan. Contoh yang paling sederhana, yaitu : Banyaknya generasi  muda bangsa yang terbiasa mengetik status atau sms seperti, “met maem” atau “aq gie cibuk” seharusnya tulisan yang benar, yaitu : “selamat makan” dan “aku lagi sibuk”. Padahal tidak semua orang mengerti tulisan singkatan seperti itu. Berikut adalah contoh bahasa tulis yang sedang menjadi tren pada remaja Indonesia.
                                 
1.    Menggunakan angka untuk menggantikan huruf. Contoh: 4ku ciNT4 5 K4moe (Aku  cinta kamu).
2.     Kapitalisasi yang sangat berantakan. Contoh: IH kAmOE JaHAddd (ih kamu jahat).
3.     Menambahkan “x” atau “z” pada akhiran kata atau mengganti beberapa huruf seperti     “s” dengan dua huruf tersebut dan menyelipkan huruf-huruf yang tidak perlu serta merusak EYD atau setidaknya bahasa yang masih bisa dibaca. Mengganti huruf “s” dengan “c” sehingga seperti balita berbicara. Contoh:, “xory ya, becok aQ gx bica ikut.”
4.     menggunakan singkatan-singkata kata : semangka (semangat kaka), stw (santai  wae), otw ( on the way).
5.      mengubah huruf vokal atau konsonan  menjadi kata yang bernada lebih  rendah : semangat – cemungud.
6.     Menganti huruf dengan angka maupun tanda-tanda dalam bacaan. Contoh huruf
 i diganti !/1 (pap!).


Generasi muda zaman sekarang seolah sudah tidak berminat lagi untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yang mana pada dasarnya adalah bahasa nasional Negara Indonesia. Mereka malah lebih menyukai bahasa asing yang sebenarnya hanyalah tamu di negara tercinta kita ini. Rasa nasionalis harus kita terapkan sedini mungkin terhadap generasi kita, hal ini bisa kita berikan melalui pembelajaran di sekolah.
Melalui pembelajaran, penguasaan bahasa Indonesia diharapkan dapat mengembangkan berbagai kecerdasan, karakter, dan kepribadian. Orang yang menguasai bahasa Indonesia secara aktif dan pasif akan dapat mengekspresikan pemahaman dan kemampuan dirinya secara runtut, sistematis, logis, dan lugas. Hal ini dapat menandai kemampuan mengorganisasi karakter dirinya yang terkait dengan potensi daya pikir, emosi, keinginan, dan harapannya, yang kemudian diekspresikannya dalam berbagai bentuk: artikel, proposal proyek, penulis laporan, lamaran pekerjaan, dan sebagainya (Rahardi, 2006:3). Terutama dalam masalah bahasa, karena belakangan banyak bahasa-bahasa yang dibuat-buat yang tidak jelas apa tujuannya. Contoh kecilnya yang lagi marak sekarang adalah bahasa-bahasa alay. 
Sebenarnya pada dasarnya bahasa alay adalah bahasa Indonesia, namun banyak yang dirubah baik dari segi pengucapan dan tulisannya. Belum adanya peraturan yang khusus dalam penggunaan bahasa Indonesia, membuat bahasa alay semakin berkembang. Bahasa alay pada umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Hal ini dikarenakan, remaja memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Masa remaja memiliki karakteristik antara lain petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini tercermin juga dalam bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia. Oleh karena itu, kita harus bisa mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi, Agar tidak tergeser oleh bahasa alay dan bahasa modern yang lain. Kita harus bisa membuat bahasa Indonesia menjadi lebih menarik dan mudah untuk dipelajari, agar para remaja ini lebih tertarik mempelajarinya.
 Anggapan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang kurang menarik dipelajari dan sukar untuk dipelajari membuat masyarakat sekarang kini lebih sering menggunakan bahasa daerah, asing atau bahasa populer dalam kehidupannya, bahkan ironisnya, ada anggapan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah untuk dipelajari sehingga mereka tidak mau mendalami tentang bagaimana menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mereka beranggapan kalau yang terpenting dalam berbahasa, adalah asal lawan bicaranya mengerti, seperti yang dinyatakan Sugono (2009:21), bahasa bukan sekadar alat komunikasi, bahasa itu alat pikir dan alat ekspresi maka bahasa itu bersistem. Oleh karena itu, berbahasa bukan  sekadar berkomunikasi (asal mengerti/pokoknya mengerti); berbahasa perlu menaati kaidah atau aturan bahasa yang berlaku. Namun, dalam kenyataannya, masih banyak masyarakat Indonesia yang masih belum bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Yang dimaksud pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah penggunaan sesuai dengan fungsi dan situasinya. Seperti yang kita ketahui, bahasa Indonesia mempunyai banyak ragam. Jika digunakan ragam resmi dalam suasana non resmi mungkin bahasa yang digunakan menurut tata bahasa baik, tetapi ragam tidak tepat. Begitu juga, misalnya jika dipakai ragam lisan dalam laporan resmi, berkesan janggal. Jadi, bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang baik menurut ragamnya dan benar menurut tata bahasanya. Dan yang dimaksud dengan menguasai bahasa adalah dapat menggunakan ragam bahasa sesuai dengan fungsi dan situasinya (Sugihastuti, 2000:17).
kita sebagai generasi penerus bangsa Indonesia harus mampu menguasai bahasa sendiri dengan baik dan benar. Jangan sampai pemakaian dan pemahaman kita terhadap bahasa sendiri, kalah dengan pemakaian dan pemahaman kita terhadap bahasa asing yang masuk  ke negara tercinta Indonesia, kita juga harus bisa melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan nasional..


B.       Rumusan Masalah
Dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai berikut.

1.        Bagaimana Menerapkan Keterampilan Berbahasa Indonesia Yang Baik dan Benar Pada Siswa?
Dalam kehidupan sehari-hari, kita diharuskan untuk mampu menjalin hubungan dengan orang-orang disekitar kita. Oleh sebab itu, diperlukan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Ada beragam alat komunikasi yang digunakan untuk berkomunikasi. Menurut Wahyono (2013:19), apabila dilihat dari media (sarana) yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, pemakaian bahasa dapat dibedakan ke dalam dua macam ragam bahasa, yaitu (1) ragam bahasa lisan dan (2) ragam bahasa tulis. Dan salah satu alat yang paling efektif untuk berkomunikasi adalah berbicara. Dengan berbicara, orang akan lebih mudah dalam berkomunikasi dan mengutarakan keinginannya. Menurut Rahardi (2006: 14), sosok bahasa memiliki salah satu peran dan fungsi yang mendasar, yakni sebagai medium penyampai maksud atau tujuan, sebagai saluran atau lorong penyampai pikiran, gagasan, ide, dan keinginan.
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Keraf, 1997 : 4).
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan berbicara merupakan sesuatu yang penting. Apalagi bagi seorang siswa, berbicara bukan hanya sebagai alat komunikasi, melainkan juga sebagai alat untuk mencapai tujuan. Keterampilan berbicara ini tidaklah mudah untuk didapatkan. Untuk mendapatkan keterampilan berbahasa yang baik dan benar, para siswa harus belajar untuk menggunakannya setiap hari. Mereka harus terus melatih keterampilan berbicara mereka hingga mereka tidak perlu lagi membuka kamus untuk mengetahui benar tidaknya yang mereka ucapkan. Sebenarnya, setiap penutur bahasa mempunyai kemampuan menggunakan bahasa. Namun, keterampilan menggunakan bahasa bukan merupakan warisan, melainkan dapat diperoleh melalui proses belajar, baik melalui pelatihan maupun pengalaman (Sugono, 2009:14). Akan tetapi, hal ini tidaklah didukung oleh lingkungan tempat para siswa ini belajar.
Kebanyakan siswa di Indonesia menggunakan bahasa Indonesia hanya pada waktu proses belajar mengajar terjadi. Namun, ada juga guru yang membiarkan siswa mereka untuk menggunakan bahasa daerah mereka sebagai bahasa komunikasi pada waktu proses belajar mengajar terjadi, bukan bahasa Indonesia. Padahal, bahasa resmi yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah bahasa Indonesia. Sikap acuh tak acuh guru inilah yang malah akan membuat kedudukan bahasa Indonesia tergeser. Oleh karena itu, peran pemerintah sangatlah penting dalam melestarikan bahasa Indonesia.
Pemerintah harus mulai lebih tegas dalam hal pemakaian bahasa Indonesia. Mereka harus mampu bekerja sama dengan pihak sekolah dan masyarakat dalam upaya pelestarian bahasa Indonesia. Paling tidak, pemerintah bekerja sama dengan para guru untuk membuat pemakaian bahasa Indonesia ini menjadi sesuatu yang bernilai, penting, dan wajib di mata para siswa. Sehingga para siswa menjadi lebih bersemangat dan tertarik dalam menggunakan bahasa indonesia.
Sungguh ironis bila hal ini tidak segera diatasi. Siswa akan melupakan fungsi penting dari bahasa Indonesia, yaitu sebagai bahasa persatuan. Untuk itu, penerapan bahasa Indonesia sejak dini harus mulai ditanamkan pada diri siswa agar tercipta generasi masa depan yang  berjiwa nasionalisme dan cinta tanah air. Karena bagaimanapun juga, bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Republik Indonesia yang harus kita jaga dan lestarikan agar tidak kalah dengan bahasa asing.

2.    Bagaimana Membuat Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Yang Menarik Untuk Dipelajari?
Dalam upaya untuk melestarikan bahasa Indonesia, tentunya dibutuhkan strategy yang matang agar bahasa Indonesia terlihat menarik untuk dipelajari dan digunakan. Disini peran guru sangatlah penting dalam pengajaran  bahasa Indonesia, agar bahasa Indonesia  lebih menarik untuk dipelajari. Guru harus mampu menghilangkan pikiran negatif tentang bahasa Indonesia, yang dapat menghambat minat siswa untuk mendalami bahasa Indonesia. Adapun uraian mengenai pikiran yang negatif seperti berikut.

a.    Bahasa Indonesia sulit untuk dipelajari
Tentunya, kita tahu kalau setiap individu itu mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengerti sesuatu. Dalam kasus ini, kita tidak bisa hanya menyalahkan kapasitas siswa itu sendiri. Metode yang baik dan benar adalah salah satu hal yang harus kita perhatikan. Pendidik disini mempunyai peran yang sangat penting. Mereka harus bisa menciptakan metode yang tepat, agar bahasa Indonesia menjadi lebih mudah untuk dipelajari.
Bahasa merupakan keterampilan. Belajar berbahasa dilakukan dengan berbahasa. Oleh karena itu, mekanisme pembelajaran yang tepat harus mengaktifkan mahasiswa untuk berbahasa: memahami, mengaplikasi, menganalisis materi ajar, dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Pemahaman ini harus diekspresikan kembali, dan tidak ada pemahaman jika siswa tidak mampu mengungkapkannya kembali (Widjono, 2007:7). Oleh karena itu, pendidik  harus mampu membuat strategi pembelajaran, khususnya bahasa Indonesia agar menarik bagi siswa.
 Dalam hal membuat strategi pembelajaran, pendidik  perlu mempertimbangkan beberapa hal, antara lain bagaimana cara  mengaktifkan siswa, melakukan stimulus dengan mengajukan pertanyaan,mencari informasi dari berbagai media, membandingkan dan mensintesiskan informasi, serta mengamati (mengawasi) kerja siswa secara aktif, melakukan praktik. Sehingga suasana di kelas menjadi lebih menyenangkan dan siswa menjadi lebih faham.
Pendidik juga harus mampu menjadi motivator bagi siswanya. Ada kalanya siswa akan menemui kesulitan dalam percobaannya menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. Banyak kesalahan akan mereka hadapi, menurut Corder dalam ardian (1990:62), semua orang yang belajar bahasa pasti tidak luput dari kesalahan. Disinilah peran penting pendidik, bagaimana mereka bisa menyemangati anak didiknya agar mereka terus-menerus berlatih. Menurut Lowie dalam Samarin (1988:89), berdasarkan pengalaman saya, saya tak yakin bahwa seseorang, bahkan yang berbakat luar biasa sekalipun, akan dapat mencapai hasil sepenuhnya dalam waktu lebih kurang dari satu tahun. Ini bearti kalau tidak ada sesuatu yang bisa dengan mudah didapatkan. Paling tidak, dengan melakukan hal-hal tersebut, pikiran negatif ini bisa dikurangi.

b.    Bahasa Indonesia tidak menarik
Dalam era globalisasi ini, kita harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Akan tetapi, bila kita tidak bisa memilahnya, tentunya dampak negatiflah yang akan kita dapatkan. Begitu juga dengan bahasa, bahasa asing yang masuk tanpa terfilter dengan baik akan membuat kedudukan bahasa Indonesia  tergeser dengan sendirinya.
Sebenarnya, secara nasional kedudukan bahasa Indonesia adalah pada tingkat pertama, bahasa daerah adalah tingkat kedua, dan bahasa asing  pada tingkat ketiga. Menurut chaer (2004:240), bagi sebagian besar orang indonesia dilihat dari segi emosional, keakraban, dan perolehan, bahasa daerah menduduki tingkat pertama, bahasa Indonesia menduduki tempat  kedua, dan bahasa asing ada pada tingkat ketiga. Jadi, sikap kebanyakan masyarakat Indonesia terhadap bahasa Indonesia, adalah berdasarkan segi emosional, keakraban, dan perolehan. Inilah yang membuat bahasa Indonesia jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak masyarakat yang mulai acuh tak acuh dengan bahasa Indonesia dan lebih memilih untuk menggunakan bahasa asing yang mereka anggap lebih gaul dan modern. Oleh karena itu,  guru dan para orang tua harus mampu untuk menerangkan tentang arti penting bahasa Indonesia bagi negara Indonesia. Mereka harus mampu menanamkan rasa cinta pada tanah air dan nasionalisme ke dalam pribadi anak-anak. Mereka harus bisa menciptakan suatu metode yang membuat bahasa Indonesia menyenangkan untuk dipelajari, agar mereka lebih tertarik mempelajari bahasa Indonesia. Sehingga, bahasa gaul dan modern tidak bisa menggeser bahasa Indonesia.

3.    Hambatan Dalam Mempelajari Bahasa Indonesia
Tentunya dalam setiap usaha pasti akan ada hambatan yang menghadang, begitu pula dalam upaya pelestarian bahasa Indonesia. Berikut beberapa hambatan yang ada, antara lain seperti di bawah ini :
a.    Banyak guru di sekolah yang beranggapan kalau bahasa Indonesia itu tidak lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama bila sekolah itu terletak di daerah terpencil.
b.    Tidak adanya penilaian khusus dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini mengakibatkan siswa enggan untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari mereka. Tidak adanya penilaian dan pengawasan yang nyata dari guru didalam maupun diluar kelas mengakibatkan sikap acuh tak acuh dalam penggunaan bahasa Indonesia. Disini penggunaan hadiah serta penilaian yang nyata bisa digunakan untuk menambah semangat para siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia.
c.    Belum adanya peraturan ketat tentang penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari.
d.   Bahasa daerah masih menjadi bahasa yang paling digemari karena bahasa daerah lebih mudah untuk digunakan.
e.    Masuknya budaya asing yang dianggap lebih gaul dan modern.

4.    Bagaimana Melestarikan Bahasa Indonesia?
Salah satu cara melestarikan bahasa Indonesia, adalah melalui pembelajaran. Melalui pembelajaran, penguasaan bahasa Indonesia diharapkan dapat mengembangkan berbagai kecerdasan, karakter, dan kepribadian. Orang yang menguasai bahasa Indonesia secara aktif  dan pasif akan dapat mengekspresikan pemahaman dan kemampuan dirinya secara runtut, sistematis, logis, dan lugas.  Hal ini dapat menandai kemampuan mengorganisasi karakter dirinya yang terkait dengan potensi daya pikir, emosi, keinginan, dan harapannya, yang kemudian diekspresikannya dalam berbagai bentuk: artikel, proposal proyek, , lamaran pekerjaan, dan sebagainya (Widjono, 2007:3).
Dalam bidang pendidikan proses pembelajaran di sekolah menjadi pilar utama. Karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan nasional sangat ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan di sekolah, salah satunya adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan salah satu identitas Bangsa Indonesia. Karena itu mata pelajaran Bahasa Indonesia sangatlah penting untuk diajarkan.
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan bangsa dan negara, Indonesia. Pentingnya peranan bahasa itu bersumber pada kedudukan bahasa, Indonesia sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa resmi negara. Hal ini mempunyai fungsi sebagai alat untuk menjalankan admistrasi negara, sebagai alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya.
Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah tentunya bukan hanya siswa lulus
dalam ujian, melainkan mereka harus mampu berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mereka dibimbing dalam keterampilan berbahasa agar mampu memahami bahasa yang dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, agar mampu berkomunikasi dengan baik dan benar.


C.      Tujuan Makalah
Seperti yang kita tahu, pembelajaran bahasa Indonesia adalah salah satu materi yang diajarkan di sekolah. Penting bagi seorang murid untuk memahami bahasa dan menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena penerapan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat mengembangkan potensi para siswa dalam perkembangan intelektual dan emosional siswa serta penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua mata pelajaran.
Peserta didik diharapkan bisa berkomunikasi secara lebih efektif dengan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Mereka juga diharapkan bisa semakin menghargai bahasa Indonesia dan bangga terhadap bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sangatlah penting bagi para pendidik dan para petinggi negara ini untuk bisa mencontohkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, agar para siswa atau para remaja terbiasa dengan penggunaan bahasa Indonesia.


D.    PEMBAHASAN
Bahasa merupakan komunikasi antara seseorang dengan orang lain sehingga membentuk sebuah interaksi melahirkan pemahaman antara keduanya. Bahasa juga dapat diibaratkan sebagai sebuah remote control yang dapat menyetel manusia tertawa, sedih, menangis, semangat dsb. Bahasa juga dapat digunakan untuk memasukkan gagasan -gagasan ke dalam pikiran manusia. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang dipakai Indonesia. Sebagai warga Negara Indonesia, kita pasti tahu, betapa pentingnya bahasa Indonesia dan betapa pentingnya sebuah bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Lain daerah maka lain pula bahasanya.
Orang Sumatera memiliki bahasa sendiri, orang Jawa memiliki bahasa sendiri, orang Kalimantan memiliki bahasa sendiri. Dan ragam bahasa itu menjadi kebanggaan kita sebagai warga Negara Indonesia. Karena itu, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sangatlah penting untuk mempersatukan perbedaan yang ada. Namun, pada kenyataannya penerapan bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak diperhatikan sama sekali oleh para generasi bangsa. Terutama para siswa, kita tidak boleh membiarkan siswa kita melupakan fungsi penting dari bahasa Indonesia, yaitu sebagai bahasa persatuan. Untuk itu, penerapan bahasa Indonesia sejak dini harus mulai ditanamkan pada diri siswa agar tercipta generasi masa depan yang  berjiwa nasionalisme dan cinta tanah air. Karena bagaimanapun juga, bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Republik Indonesia yang harus kita jaga dan lestarikan agar tidak kalah dengan bahasa asing.
Sebagai generasi penerus bangsa, para siswa hendaknya diberi pengertian akan pentingnya bahasa Indonesia. Kita tidak boleh membiarkan bahasa asing yang masuk ke Negara Indonesia menggeser kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Akan menjadi aneh kalau orang Indonesia bahasa asingnya baik dan struktur bahasanya bagus, tapi bila untuk menulis dalam bahasa Indonesia, mereka tidak bisa menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karena itu, pondasi awal untuk mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar, adalah melalui pendidikan.
Penting bagi generasi penerus bangsa ini, untuk lebih mengerti tentang pentingnya pendidikan bahasa Indonesia. Selanjutnya, pemerintah harus terus berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama di bidang bahasa Indonesia. Apabila metode yang digunakan masih menggunakan metode yang lama, maka hasil yang didapatkan tidak akan maksimal. Agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang bagus, maka dibutuhkan metode baru dan  variasi dalam pengajaran bahasa Indonesia.
Dengan penggunaan metode dan tehnik pengajaran yang variatif, minat siswa untuk mempelajari bahasa Indonesia semakin meningkat. Selain itu, guru hendaknya mulai menggunakan penilaian khusus untuk pemakaian bahasa Indonesia di kelas maupun di luar kelas, agar siswa lebih bersemangat dalam berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selanjutnya, perlu adanya kerja sama antara guru bahasa Indonesia dengan guru dari mapel lain dan para orang tua peserta didik, agar bisa bersama-sama membimbing dan mengawasi perkembangan bahasa para siswa. Di samping itu, penyediaan buku-buku bahasa Indonesia yang baru juga sangat penting. Karena dengan membaca, siswa akan mempunyai perbendaharaan kosakata yang berlimpah, serta mereka akan dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, menulis, dan minat mereka dalam bidang bahasa Indonesia. Dan tidak kalah pentingnya, adalah membuat pembelajaran bahasa Indonesia menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
Guru perlu mengembangkan berbagai variasi dalam pembelajaran. Bukan saja variasi dalam penggunaan metode pembelajaran misalnya, namun guru juga dapat  mengembangkan variasi dalam penggunaan sumber belajar dan praktik berbahasa dalam pembelajaran. Pembelajaran bahasa Indonesia dianggap gagal bila pendidik lebih mementingkan teori daripada praktik berbahasa. Pembelajaran bahasa Indonesia juga belum banyak memanfaatkan lingkungan, baik lingkungan di dalam maupun di luar kelas. Padahal, lingkungan dapat dijadikan sebagai sumber belajar sehingga siswa dapat aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan kata lain, lingkungan belajar siswa dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang variatif, inovatif, dan menarik bagi siswa.
Lingkungan belajar siswa di luar kelas, adalah saat mereka berada di lingkungan social. Di Negara ini, masyarakat kita terkenal sebagai masyarakat feodal, suatu masyarakat yang menekankan komunikasi sepihak saja dan tidak ada terjadi dialogia yang wajar. Di rumah, di dalam keluarga, para ibu-bapak berbicara, sedangkan putera – puterinya diharapkan mendengar saja barang kata orang tua yang “ telah makan banyak garam.” Di sekolah para ibu-bapak guru yang terus-menerus berbicara, sedangkan murid-murid mestilah mendengarkan saja “pepatah dan petitih” ibu-bapak guru. Demikian pula di dalam masyarakat ibu-bapak penguasalah yang menentukan segalanya, yang memberikan “instruksi,” sedangkan rakyat (termasuk dosen dan mahasiswa) mestilah mendengarkan saja dan melakukan semua yang di-“instruksi”-kan tanpa bantahan, biarpun bertentangan dengan pikiran, perasaan, keinginan, dan kepentingannya (Samsuri, 1981:38-39). Kalau seperti ini, maka akan terjadi kesulitan dalam pengembangan bahasa kita. Karena itu, penerapan bahasa Indonesia yang baik dan benar haruslah dimulai dari diri kita dulu. Peran orang tua dan guru disini sangatlah penting untuk meningkatkan hasrat anak dalam mempelajari bahasa Indonesia, bagaimana mereka bisa membuat bahasa Indonesia menjadi lebih menarik dan lebih mudah untuk dipelajari
Tidak kalah pentingnya peranan dari masyarakat sekitar dan juga para petinggi negeri ini, mereka hendaknya mampu untuk menjadi teladan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bagaimanapun juga, anak itu belajar  dari apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan. Disini, pendidikan merupakan cara terbaik untuk  melestarikan bahasa Indonesia agar menjadi bahasa yang benar–benar digunakan sesuai peraturan dan fungsinya. Melalui pendidikan, anak akan belajar tentang pentingnya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan pentingnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Mudah-mudahan para generasi muda kita sekarang sadar akan semua itu, kalau bukan para generasi muda yang menerapkan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, lalu kepada siapa kita berharap, maka dari itu, generasi muda harus menanamkan rasa nasionalisme dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh untuk para adik-adik kita yang masih TK, SD, SMP bahkan dikalangan orang- orang dewasa sekalipun. Jangan sampai kita menjadi tamu di negeri sendiri.

E.   Kesimpulan
Bahasa Indonesia, merupakan warisan bangsa yang perlu diperhatikan dan dilestarikan agar tidak punah di negaranya sendiri. Dengan  adanya arus globalisasi hendaknya tidak menjadikan bahasa Indonesia terpojok dengan masuknya berbagai bahasa asing di negara kita, melainkan mampu menjadi sebuah media bagi kita masyarakat Indonesia untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa Indonesia serta dapat diteruskan kepada generasi penerus.
Pendidikan bahasa Indonesia  menjadi aspek penting yang harus diajarkan kepada para siswa, Oleh karena itu, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sangatlah penting. Dalam proses belajar mengajar, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar  masih kurang diperhatikan. Ini dikarenakan para siswa masih belum mempunyai kesadaran tentang pentingnya bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan dan identitas bangsa yang harus dilestarikan, dan dalam kenyataannya, penggunaan  bahasa Indonesia masihlah kalah dengan bahasa daerah, popular, dan  asing.
Untuk membiasakan penggunaan bahasa Indonesia, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, pendidik, orang tua, dan peserta didik itu sendiri. Salah satunya melalui dukungan materil dari pemerintah dan peraturan yang jelas tentang penggunaan bahasa Indonesia, penggunaan metode pengajaran yang lebih menarik dan menyenangkan dari pendidik, pengawasan dan pembinaan akan pentingnya bahasa Indonesia dari orang tua, dan tekad untuk menjadi lebih baik dari peserta didik itu sendiri.


F.   Saran
Sebaiknya pembelajaran bahasa Indonesia lebih menitik beratkan pada praktiknya, bukan teorinya. Selain itu, penerapan berbahasa Indonesia yang baik dan benar  di sekolah terlebih dahulu harus dimulai dari para pendidik atau petinggi sekolah. Selain itu, pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar sebaiknya bukan hanya di dalam kelas, tapi juga di luar kelas. Sehingga ini akan membuat para siswa terbiasa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Serta pemberian hukuman atau hadiah sebagai motivator bagi siswa agar berbahasa dengan baik dan benar . pemerintah juga harus tegas dalam hal ini. Mereka harus bisa menyediakan fasilitas yang dapat mendukung pembelajaran bahasa Indonesia lebih efektif. Dan tidak kalah pentingnya, adalah sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya bahasa Indonesia. Dengan ini, paling tidak masyarakat akan lebih tahu tentang pentingnya berbahasa Indonesia yang baik dan benar.







 DAFTAR PUSTAKA
Sugihastuti. 2000. Bahasa Laporan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka belajar.
Wahyono, Hari. 2013. Bahasa Indonesia: Penuntun Terampil Berbahasa. Yogyakarta: Tri Tunggal Buana Dewi.
Elieva, et al. 1991. Bahasa Indonesia: Deskripsi dan teori. Yogyakarta: Kanisius.
Widjono. 2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.
Rahardi, Kunjana.2006. Dimensi-Dimensi Kebahasan. Yogyakarta: Erlangga.
Keraf, Gorys. 1997. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta. Nusa Indah.
Samarin, William J. 1988. Ilmu Bahasa. Yogyakarta: kanisius.
Samsuri. 1981. Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga.
Sugono, Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: Gramedia.
Ardiana, Leo Indra dan Yonohudiyono. 1998. Analisis Kesalahan Berbahasa EPNA 3302/2/2sks/modul 1-6. Jakarta: universitas terbuka.
Chaer, abdul dan , Agustina, Leonie. 2004. Sosiolinguistik. jakarta: Gramedia.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Surakarta. Yuma Pressindo










0 komentar:

Posting Komentar

Label 1

Label 3

Label 2

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Post

Label 6

Comments

Label 5

Label 4